Menghadapi Kenaikan Harga

Senin, September 27, 2010

Harga-harga naik. Itu semua orang sudah tahu. Tarif BBM naik, tarif telepon - katanya - juga akan naik. Tarif Dasar Listrik juga bakal naik. Harga barang-barang - dipastikan - juga akan naik. Iyalah, tiap kali tarif BBM, telepon dan listrik naik, maka harga barang-barang kebutuhan rumah tangga biasanya akan naik juga. Barang-barang kebutuhan rumah tangga itu bisa berupa barang-barang perawatan rumah tangga, perawatan diri, maupun bahan-bahan makanan.

Bagi banyak keluarga di Indonesia, kenaikan harga yang terjadi sekarang membuat banyak kepala keluarga memikul beban yang amat berat. Ini karena kenaikan harga tersebut tidak selalu diikuti dengan kenaikan penghasilan. Kalau sebuah keluarga punya penghasilan sebesar Rp 1,5 juta sebulan dan bisa menghabiskan Rp 1 juta sebulan untuk membayar biaya hidup, maka dengan adanya kenaikan harga 10% saja, maka biaya hidup bertambah mencapai Rp 1,1 juta sebulan. Ini berarti, kalau tadinya keluarga tersebut bisa menyisakan selisih Rp 500.000 (Rp 1,5 juta dikurang Rp 1 juta), maka setelah terjadi kenaikan harga, jumlah selisih uang yang bisa ditabung turun jadi Rp 400.000,- (Rp 1,5 juta dikurangi Rp 1,1 juta).

Nah, sekarang bisa dibayangkan apa yang akan terjadi kalau harga terus menerus naik tanpa diiringi dengan kenaikan penghasilan. Lama-lama orang tidak punya selisih untuk ditabung. Tulisan saya kali ini akan membahas tentang bagaimana mengantisipasi kenaikan-kenaikan harga tersebut.

MENAIKKAN PENGHASILAN

Hadapi saja, kenaikan harga adalah hal yang pasti terjadi, cepat atau lambat. Secara jangka panjang, cara mengatasinya cuma satu: menambah pemasukan dalam keluarga. Dalam contoh di atas Anda sudah melihat bahwa bila kenaikan harga terus terjadi dan pemasukan dalam keluarga tidak bertambah, maka lambat laun selisih pemasukan dan pengeluaran Anda akan makin kecil. Dan bukan mustahil, Anda akhirnya mengalami defisit!

Coba bayangkan apabila pemasukan dalam keluarga - misalnya - adalah Rp 1,5 juta per bulan, sementara dari tahun ke tahun biaya hidup Anda naik terus: Pertama Rp 1 juta per bulan, lalu Rp 1,1 juta per bulan, lalu Rp 1,3 juta per bulan, lalu Rp 1,5 juta per bulan, kemudian Rp 2 juta per bulan, dan seterusnya.

Dari mana Anda akan mengambil selisih kurangnya? Dari simpanan Anda, kan? Mau sampai kapan Anda akan mengambil simpanan tersebut? Lama-lama simpanan akan habis kalau terus-menerus Anda ambil. Jadi dalam jangka panjang, kenapa Anda tidak coba menambah pemasukan dalam keluarga Anda?

Ya, ya, mungkin Anda berpikir: "Ah... gampang. Perusahaan tempat suami saya bekerja selalu menaikkan penghasilan suami saya setiap tahunnya. Jadi pastilah tahun depan pemasukan dalam keluarga kita akan bertambah."

Atau bila Anda yang bekerja dan mencari nafkah untuk keluarga, Anda akan berpikir: "Ah... perusahaan saya kan selalu menaikkan gaji saya tiap tahun. Jadi buat apa repot-repot memikirkan kenaikan penghasilan? Wong tahun depan pasti gaji saya dinaikkan..."

Terus terang saya tidak menyarankan Anda untuk terus menerus berharap bahwa perusahaan Anda atau perusahaan suami Anda akan terus menaikkan gaji yang selama ini mereka berikan. Ada banyak perusahaan besar yang bahkan tidak pernah menaikkan gaji karyawannya sampai beberapa tahun lamanya. Dan itu, bukan tidak mungkin, bisa terjadi pada perusahaan Anda.

Saya tidak menakut-nakuti Anda dan mengajak Anda untuk berpikir pesimis dan negatif tentang perusahaan tempat Anda atau suami Anda bekerja. Saya hanya mengajak Anda untuk terus berusaha tetapi juga mau mengantisipasi keadaan yang terburuk sekalipun. Jadi, bila pada saat ini Anda atau suami Anda bekerja pada orang lain, kenapa Anda tidak memikirkan untuk membuka usaha sendiri atau bekerja dengan mengandalkan keahlian Anda? Dengan demikian, pemasukan dalam keluarga bisa ditambah.

Alternatif lain, Anda bisa juga menginvestasikan simpanan uang yang Anda miliki saat ini ke berbagai macam alternatif produk investasi yang ada di pasaran. Sudah saatnya Anda menaruh perhatian besar pada jumlah uang yang sudah Anda miliki dengan cara menginvestasikannya dengan bijak dan berusaha mendapatkan keuntungan dari situ, dan tidak lagi sekadar menginvestasikannya karena melihat bahwa uang itu nganggur. Dengan demikian, diharapkan dalam jangka panjang investasi Anda bisa memberikan hasil yang tidak kalah dengan apa yang sudah Anda dapatkan dari pekerjaan Anda sehari-hari.

MENGATUR PENGELUARAN KELUARGA

Sebagai alternatif secara jangka pendek, Anda bisa mengatur pengeluaran dalam keluarga Anda. Tidak ada salahnya mengatur pengeluaran menurut prioritasnya. Artinya, Anda bisa mengelompokkan pengeluaran-pengeluaran keluarga Anda menurut kebutuhannya. Kemudian, belilah barang-barang yang memang dibutuhkan terlebih dahulu, dan sedapat mungkin menunda pembelian barang-barang yang tergolong mewah.

Dibawah ini ada sejumlah tips yang mungkin berguna dalam mengatur pengeluaran keluarga menghadapi kenaikan harga barang seperti yang terjadi sekarang ini:

1. Cobalah membeli barang secara grosir untuk mendapatkan harga yang lebih murah.
Salah satu tempat yang menjual barang secara grosir adalah di pusat-pusat perkulakan. Jangan lupa bahwa barang-barang yang dijual di perkulakan pada umumnya dijual dengan harga yang lebih murah dibanding bila Anda membelinya di toko eceran. Selain pusat perkulakan, maka tempat lain yang bisa Anda datangi adalah toko-toko yang harganya bisa ditawar. Bila Anda membeli barang kebutuhan rumah tangga tersebut di toko atau tempat yang bisa ditawar, cobalah untuk membelinya secara grosiran untuk mendapatkan harga yang lebih murah.

2. Jadikan harga sebagai salah satu faktor utama dalam memilih tempat berbelanja, apa lagi berbelanja barang kebutuhan rumah tangga sehari-hari.
Ini karena barang-barang kebutuhan rumah tangga adalah kebutuhan yang harus dibeli secara rutin dan berulang. Sehingga bila Anda membelinya di tempat yang mahal, maka selisih harganya akan sangat terasa dibanding bila Anda membelinya di tempat-tempat yang lebih murah. Satu dua kali sih tidak apa-apa. Tapi kalau sering?

3. Beli barang yang memang dibutuhkan terlebih dahulu.
Bedakan antara keinginan dan kebutuhan. Cobalah membeli barang yang memang dibutuhkan lebih dulu oleh keluarga Anda. Barulah setelah itu - kalau memang masih diperlukan - membeli barang yang memang diinginkan. Ini karena - terlepas dari apakah membelinya di muka atau dibelakang, Anda toh masih harus tetap membeli barang-barang yang dibutuhkan. Jadi, kenapa tidak memprioritaskan uang Anda ke barang-barang yang memang dibutuhkan? Kalau Anda mendahulukan membeli barang yang diinginkan, dan ketika tiba gilirannya harus membeli barang yang dibutuhkan, dikhawatirkan uang Anda sudah habis.

4. Jangan membeli barang hanya karena iklan.
Cobalah untuk tidak membeli barang hanya karena terbujuk iklan, tapi karena Anda memang mencari barang tersebut dan memang membutuhkannya. Iklan dibuat agar Anda membeli, bukan untuk sekadar memberi Anda informasi.

HINDARI BELI GROSIR KALAU UANG TUNAI TERBATAS

Tidak selalu baik bila Anda membeli barang kebutuhan rumah tangga secara grosir. Bukan dari segi harga, lo. Dari segi harga, umumnya barang-barang yang dijual secara grosir memang lebih murah. Tapi dari sisi pembeli, pembelian secara grosir mungkin tidak selalu baik. Salah satunya adalah karena pembelian secara grosir akan menguras uang Anda lebih banyak. Lha kalau Anda punya masalah dengan uang tunai bagaimana? Bisa-bisa uang Anda habis seketika karena harus membeli barang secara grosir, kan?

Kalau Anda punya kartu kredit untuk membayarnya, mungkin tidak apa-apa. Tapi ingat, tagihan kartu kredit, kan, dibayar dengan uang tunai juga? Jadi, pastikan bahwa kebutuhan uang tunai Anda tidak terganggu bila Anda membeli barang secara grosir. Bila keberadaan uang tunai Anda terbatas, maka pikir dua kali sebelum Anda membeli barang secara grosir.

oleh: Safir Senduk
Dikutip dari Tabloid NOVA No. 703/XIV




bisnis sederhana



Blog Loecky | Ayo Menabung (http://www.loecky.co.cc) merupakan blog yang berisi tentang informasi keuangan, panduan menabung, tabungan, investasi, renungan, yang berhubungan dengan keuangan seperti uang, emas, dinar, asuransi, bisnis, bisnis online, iklan, bisnis internet, formula bisnis, SMUO, formula bisnis SMUO, review formula bisnis, sistem mesin uang otomatis, ayo menabung, klik saya, tipe menabung, hosting di 000webhost, perhitungan bunga harian, mulai dagang kliksaya, renungan untuk seorang anak, memperoleh penghasilan dari artikel, memilih lump sum atau pembayaran periodik, artikel, traffic blog, perencanaan keuangan, investasi, kiat investasi, produk investasi, panduan menabung, mengatur uang, rekening, bisnis, mengelola gaji, menekan biaya, bisnis internet, bisnis online, pasang iklan, trik adsense, hosting, adsense, proses hidup, investasi emas, investasi dinar, memilih asuransi, dan semua hal yang bermanfaat untuk masa depan kita. Bookmark blog saya atau Baca lewat email

Artikel Terkait



1 Komentar:

amrikarisma mengatakan...

terima kasih atas beritanya gan.. :D

Posting Komentar

 
 
 

Arsip Blog

About Me

Celotehan Awal

Blog ini berisi catatan-catatan saya selaku manusia biasa yang melihat alam sekitar, tingkah laku manusia, semua hal-hal yang lagi trend di jaman saya.

Kalau anak cucu saya melihat ini, sungguh akan menjadi suatu pengalaman yang unik: "ini terjadi di jaman saya, di jaman kamu bagaimana..apa masih sama?"

Konten lama/ old school dari blog ini kebanyakan berisi tips-tips keuangan yang dulu pernah saya kumpulkan, semoga masih relevan di jaman pembaca sekarang ini.

Maafkan jika Blog saya sifatnya satu arah, karena saya lumayan sibuk :), mudah2an kalo ada waktu akan saya balas komen yang ada satu per satu. Jika ada posting yang kurang berkenan mohon dimaafkan ya