Kartu Kredit Bukan Uang Lebih

Senin, Juli 12, 2010

Saya sedang menyetir mobil bersama istri saya di jalan tol dalam kota ketika radio di mobil memutar iklan kartu kredit. Lagunya adalah gubahan dari sebuah lagu lama dan cukup asyik apabila didengarkan. Di situ disebutkan, kalau sering-sering memakai kartu tersebut, Anda bisa mendapat hadiah yang dipilih sendiri.

Yang menarik adalah, beberapa hari kemudian, saya menerima surat dari seorang ibu. Katanya, dia punya delapan kartu kredit yang semuanya aktif! Jumlah tagihannya pun semua sudah hampir mencapai batas. Nah, jumlah penghasilan ibu ini setiap bulan ­ katanya ­ hampir selalu habis untuk membayar cicilan kartu kreditnya.

Menarik bukan? Di satu sisi, ada bank yang asyik mengiklankan dan mengajak orang untuk aktif memakai kartu kredit, tapi di lain pihak ada orang (dan saya yakin bukan hanya satu orang) terjebak persoalan dengan koleksi kartu-kartu kreditnya.

Lalu, siapa yang salah di sini? Bank penerbit kartu atau si pemakai kartu? Tulisan kali ini akan membahas persoalan-persoalan apa yang bisa dialami pemegang kartu kredit jika ia tidak berhati-hati.

Pertama-tama, kita mesti sadar dulu bahwa kartu kredit itu hanya alat pembayaran. Maksudnya, fungsi kartu sama seperti uang tunai yang Anda pakai untuk membayar suatu transaksi. Bedanya, si kartu ini menjadi "pengganti sementara" dari uang tunai. Kalau Anda beli barang seharga Rp 75.000 dan membayar dengan kartu kredit, maka bank penerbit kartu akan menagih Rp 75.000 di akhir bulan. Jadi, pembayaran tersebut tidak dilakukan di awal ketika barang dibeli, tapi saat tagihan datang belakangan.

Lho, terus buat apa ada kartu kredit? Keuntungan yang pokok hanya satu: Anda tidak perlu membawa banyak uang tunai tiap kali melakukan transaksi pembelian barang dan jasa. Bayangkan kalau Anda harus membawa-bawa uang tunai Rp 500 ribu sampai Rp 1 juta di dompet Anda, sedangkan Anda harus sering bepergian dengan bus kota.

Kembali ke tagihan tadi. Bagaimana kalau Anda tidak melunasi sekaligus? Ada bunga yang harus Anda bayar. Besarnya sekitar 2 sampai 3,5 persen dari jumlah tagihan yang belum dibayar tersebut.

Kalau Anda tidak mau membayar lunas tagihan Anda, Kartu Kredit biasanya memberikan kemudahan berupa ketentuan pembayaran minimal. Besarnya bervariasi, sekitar 5 - 10 persen dari jumlah tagihan Anda bulan tersebut.

Masalah biasanya mulai muncul bila Anda mulai terbiasa enggan melunasi tagihan secara penuh. Anda hanya melunasi tagihan minimal tiap bulannya. Sementara frekuensi dan nilai pemakaian kartu kredit tersebut bukannya berkurang tapi malah meningkat.

Contoh, total pemakaian kartu kredit bulan Juni adalah Rp 1 juta. Ketika tagihan datang, hanya dilunasi sebesar Rp 150.000. Pada bulan Juli, total pemakaiannya adalah Rp 1,5 juta. Ketika tagihan datang, pelunasannya hanya sebesar Rp 250.000. Pada bulan Agustus, total pemakaiannya adalah Rp 2 juta. Ketika tagihan datang, pelunasannya hanya sebesar Rp 350.000. Begitu terus.

Nah, karena tiap jumlah yang tidak dilunasi akan dikenai bunga sekitar 2 - 3,5 persen per bulan, maka pada suatu saat tertentu, jumlah tagihan akan sangat tinggi sehingga Anda tidak mampu lagi melunasinya sekaligus. Bila jumlah kartu kredit yang Anda miliki ada banyak, makin sulitlah Anda lepas dari jeratan tagihan.

Lalu siapa yang salah? Apakah bank penerbit kartu kredit? Tidak, Bapak dan Ibu. Persoalannya sering kali terletak pada pemakai kartu sendiri. Banyak yang menganggap atau menempatkan kartu kredit sebagai sarana tambahan uang. Jadi, dalam pikiran mereka, punya kartu kredit dengan batas pemakaian Rp 4 juta, misalnya, itu sama seperti tambahan pendapatan sebesar Rp 4 juta.

Benar begitu? Tidak. Kartu itu cuma alat pengganti uang tunai. Tiap kali Anda memakai kartu, berarti ada uang Anda yang berkurang untuk membayar harga barang atau jasa yang Anda beli.

Memang, ada beberapa bank penerbit Kartu Kredit yang memberikan nilai tambah kepada kartunya, seperti aneka asuransi, barang-barang elektronik, sampai liburan gratis ke luar negeri. Bagus, tapi tetap saja Anda harus sadar, fungsi kartu kredit cuma satu: pengganti sementara uang tunai.

Bagi Anda yang saat ini terjebak masalah dengan kartu kredit, jangan salahkan bank penerbit kartu Anda. Mereka tidak salah apa-apa. Jangan juga salahkan diri Anda, karena anggap saja kemarin itu Anda memang belum tahu banyak soal strategi menggunakan kartu kredit. Yang sebaiknya Anda lakukan adalah satu: lunasi pelan-pelan tagihan Anda. Hubungi bank penerbit kartu karena mereka bisa memberikan solusi upaya pelunasan yang terbaik bagi Anda.

Bicara tentang kartu kredit, juga sering saya temukan bahwa masalah penggunaan kartu kredit sering muncul karena sistem yang kurang tepat dalam pengelolaan keuangan di keluarga.

oleh: Safir Senduk
Dikutip dari Tabloid NOVA No. 763/XIV


bisnis sederhana



Blog Loecky | Ayo Menabung (http://www.loecky.co.cc) merupakan blog yang berisi tentang informasi keuangan, panduan menabung, tabungan, investasi, renungan, yang berhubungan dengan keuangan seperti uang, emas, dinar, asuransi, bisnis, bisnis online, iklan, bisnis internet, formula bisnis, SMUO, formula bisnis SMUO, review formula bisnis, sistem mesin uang otomatis, ayo menabung, klik saya, tipe menabung, hosting di 000webhost, perhitungan bunga harian, mulai dagang kliksaya, renungan untuk seorang anak, memperoleh penghasilan dari artikel, memilih lump sum atau pembayaran periodik, artikel, traffic blog, perencanaan keuangan, investasi, kiat investasi, produk investasi, panduan menabung, mengatur uang, rekening, bisnis, mengelola gaji, menekan biaya, bisnis internet, bisnis online, pasang iklan, trik adsense, hosting, adsense, proses hidup, investasi emas, investasi dinar, memilih asuransi, dan semua hal yang bermanfaat untuk masa depan kita. Bookmark blog saya atau Baca lewat email

Artikel Terkait



1 Komentar:

Unknown mengatakan...

Halo, saya Ainah Ann, saat ini saya tinggal di indonesia. Saya hampir muak dengan kehidupan beberapa bulan yang lalu karena saya membutuhkan uang untuk membayar tagihan saya, dan karena situasi saya, saya sangat ingin mendapatkan pinjaman untuk membayar tagihan saya yang sudah dikeluarkan dan membiayai bisnis saya. Semua usaha saya untuk mendapatkan pinjaman dari perusahaan pinjaman swasta dan korporasi internet ini benar-benar sia-sia.
 
Poin terakhir saya untuk mengatakan selamat tinggal pada pencarian pinjaman adalah ketika Tuhan menyerahkan kepada saya sarana rezeki saya untuk bisnis dan mata pencaharian saya sampai saat ini, yang memberi saya pinjaman sebesar 750 juta Rupee Indonesia. Saya hanya harus bersaksi secara online ini karena saya tahu ada banyak orang di luar sana yang mencari jenis perbuatan baik ini, dan pada saat yang sama saya harus menceritakan dunia tentang kesempatan besar yang menanti mereka.
 
Mengamankan pinjaman tanpa jaminan, Tidak ada pemeriksaan kredit, tidak ada penandatanganan, dan tidak ada biaya pinjaman, hanya dengan tingkat bunga 2% saja dan rencana pembayaran dan jadwal yang lebih baik. Jangan buang waktu lagi, dan bayar tagihan Anda dengan bantuan Maureen Kurt Financial Service. Anda dapat menghubungi dia melalui (maureenkurtfinancialservice@gmail.com). Dia wanita yang baik hati dan kebajikan, jadi jangan takut untuk bertemu dengannya untuk meminta bantuan. Jika ada keraguan atau ketakutan, Anda selalu bisa menghubungi saya melalui ainahann10@gmail.com

Posting Komentar

 
 
 

Arsip Blog

About Me

Celotehan Awal

Blog ini berisi catatan-catatan saya selaku manusia biasa yang melihat alam sekitar, tingkah laku manusia, semua hal-hal yang lagi trend di jaman saya.

Kalau anak cucu saya melihat ini, sungguh akan menjadi suatu pengalaman yang unik: "ini terjadi di jaman saya, di jaman kamu bagaimana..apa masih sama?"

Konten lama/ old school dari blog ini kebanyakan berisi tips-tips keuangan yang dulu pernah saya kumpulkan, semoga masih relevan di jaman pembaca sekarang ini.

Maafkan jika Blog saya sifatnya satu arah, karena saya lumayan sibuk :), mudah2an kalo ada waktu akan saya balas komen yang ada satu per satu. Jika ada posting yang kurang berkenan mohon dimaafkan ya